Jumat, 06 Maret 2015
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI BELAJAR
Secara umum terdapat dua factor yang
mempengaruhi belajar yaitu factor eksternal dan factor internal:
Factor
internal yaitu factor yang berasal dari diri siswa, yang bias mempengaruhi hasil belajarnya, apakah baik atau
buruk. Seperti beberapa factor dibawah ini.
ü Faktor
fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah
faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini
dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus
jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi
fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan
belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan tonus jasmani
sangat memengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan
jasmani.
Kedua, keadaan
fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi
fisiologi pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama
pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas
belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu
masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga
manusia dapat mengenal dunia luar. Pancaindra yang memiliki peran besar dalam
aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun
siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik secara preventif maupun yang,bersifat
kuratif, dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan,
memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodik, mengonsumsi
makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.
ü Faktor
psikologis
Faktor-faktor
psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses
belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar
adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, bakat dan percaya diri.
ü Kecerdasan/intelegensi
siswa
Kecerdasan adalah sebagai
psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan
melalui cara yang tepat. Maka kecerdasan bukan hanya berkaitan
dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain. Tetapi bila dikaitkan
dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan
organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi
(executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan
merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa,
karena itu menenentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi
seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam
belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat inteligensi individu, semakin sulit
individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan
belajar dari orang lain, seperti guru, orangtua, dan lain sebagainya. Sebagai
faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka
pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon
guru atau guru profesional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan
siswanya.
ü Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa inginn melakukan kegiatan
belajar. Motivasi dibagi menjadi dua, yairu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang
siswa yang gemar membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca,
karena membaca tidak hanya menjadi aktivitas kesenangannya, tapi bisa jadi
juga telah menjadi kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik
memiliki pengaruh yang lebih efektif, karena motivasi intrinsik relatif lebih
lama dan tidak tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).
Motivasi
ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi
pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata
tertib, reladan guru orangtua, dan lain sebagainya. Kurangnya respons dari
lingkungan secara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi
lemah.
ü Minat
Minat berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sama
halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap
aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia
akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh karena itu, dalam
konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu
membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan
dipelajarinya.
Untuk
membangkitkan minat belajar siswa tersebut, banyak cara yang bisa digunakan.
Antara lain, pertama, dengan membuat materi yang akan dipelajari
semenarik mungkin dan tidak membosankan, baik dari bentuk buku materi, desain
pembelajaran yang membebaskan siswa untuk mengeksplor apa yang dipelajari,
melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif, psikomotorik)
sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat
mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam hal ini,
alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa
sesuai dengan minatnya.
ü Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi
keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi
afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang
relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif
maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan
senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan
sekitarnya. Dan untuk mengan tisipasi munculnya sikap yang negatif dalam
belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan
bertanggung jawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas,
seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya, berusaha
mengembangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus
kepada muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan
baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang
dan tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang srudi yang dipelajari
bermanfaat bagi diri siswa.
ü Bakat
Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen
yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai
dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses
belajarnya sehingga kernungkina besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya, setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai
prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat
juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk melakukan tugas tertentu
tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan. Individu yang telah memiliki
bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap segala informasi yang berhubungan
dengan bakat yang dimilikinya. Misalnya, siswa yang berbakat di bidang bahasa
akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasanya sendiri.
ü Rasa percaya diri siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri
bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul
berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa
unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian “ perwujudan diri” yang diakui oleh
guru dan rekan sejawat siswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka
semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin
kuat. Begitupun sebaliknya kegagalan yang berulang kali dapat menimbulkan rasa
tidak percaya diri. Bila rasa tidak percaya diri sangat kuat, maka diduga siswa
akan menjadi takut belajar.
2. Faktor-faktor eksogen/eksternal
Selain dari factor internal, belajar
juga sangat dipengaruhi oleh factor-faktor eksternal/eksogen. Seperti
1)
Lingkungan sosial
·
Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga,
semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara
anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu
siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
·
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi
proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat
menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. maka para
pendidik, orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimiliki
oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut
mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai
dengan bakatnya.
·
Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi
belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak
telantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa
kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat
belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
2) Lingkungan nonsosial.
Faktor
faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
·
Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang
tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk
dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat
memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam
tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.
·
Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware,
seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan
olahraga. Contohnya, letak sekolah atau tempat belajar harus memenuhi
syarat-syarat seperti di tempat yang tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau
jalan ramai, lalu bangunan itu harus memenuhi syarat-syarat yang telah
ditentukan. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah,
peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.
·
Faktor materi pelajaran . Faktor ini hendaknya disesuaikan
dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru,
disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru
harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat
diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
Langganan:
Postingan (Atom)